INTERAKSI MANUSIA DENGAN ALAM DALAM CERITA RAKYAT "ASAL USUL NAMA KOTA TOBOALI": SEBUAH LEGENDA MASYARAKAT PULAU BANGKA

Zuraida, Zuraida (2010) INTERAKSI MANUSIA DENGAN ALAM DALAM CERITA RAKYAT "ASAL USUL NAMA KOTA TOBOALI": SEBUAH LEGENDA MASYARAKAT PULAU BANGKA. In: Seminar Internasional Persidangan Antarbangsa Alam Dalam Kesusasteraan, 16 Desember 2010, Universiti Sains Malaysia. (Unpublished)

[thumbnail of 2010 - Interaksi Manusia Dengan Alam Dalam Cerita Rakyat Asal Usul Nama Kota TOBOALI.pdf] Text
2010 - Interaksi Manusia Dengan Alam Dalam Cerita Rakyat Asal Usul Nama Kota TOBOALI.pdf

Download (8MB)

Abstract

Manusia adalah makhluk hidup yang membutuhkan interaksi di antara sesamanya. lnteraksi yang dilakukan tidak sebatas antara manusia dengan manusia namun hubungan interaksi itu juga berkaitan dengan alam. Alam dan manusia saling membutuhkan. Alam sebagai pemasok kebutuhan manusia dan sebaliknya manusia sebagai makhluk yang menikmatinya. Keterkaitan antara alam dan manusia sering dijadikan objek dalam karya sastra. Terkadang keterkaitan manusia dengan alam dapat menjadikan sumber inspirasi bagi pengarang dal?1,m mengungkapkan ketidakharmonisan atau keharmonisan antara manusia dengan alam.Sehubungan dengan itu, alkisah di Pulau Bangka (Propinsi Bangka Belitung) tersebutlah legenda yaitu Asal Usul Kota Toboali. Legenda ini hidup dan berkembang serta tersiar dari mulut ke mulut di Propinsi Bangka Belitung khususnya di Pulau Bangka. Dalam legenda ini diceritakan tentang gerombolan bajak laut dari negeri Cina yang pertama kali menemukan timah di Pulau Bangka. Kemudian mereka mendulang timah tersebut dan menetap di sana. Lama kelamaan bekas bajak laut itu menjadi kaya dan banyak kampung besar yang mereka bangun.Suatu ketika ditemukan sesosok pria terdampar di pantai dan tidak sadarkan diri. Setelah pria tersebut sadar mereka menanyainya namun pria tersebut tidak dapat berkomunikasi oleh karena dia tidak mengerti bahasa Cina. Apa saja yang ditanyakan para bekas bajak laut tersebut hanya dijawabnya dengan kata, "Tobo ni Ali". Dalam bahasa Melayu Palembang, tobo artinya aku. Adapun maksud pria tersebut namanya "Ali". Sejak saat itu masyarakat di sana memanggilnya ''Tobo Ali".Setelah lama menetap di Pulau Bangka Tobo Ali dapat berkomunikasi bahasa Cina dan bekerja menjadi pelayan. Namun setiap orang bertanya asal usulnya Tobo Ali selalu mengatakan dia adalah nelayan dari daratan Sumatera yang perahunya tenggelam diterjang ombak. la tidak pernah menceritakan bahwa dirinya adalah seorang kepala pasukan kerajaan di Palembang yang bertugas mengawal pantai dan Laut. Suatu ketika Pulau Bangka mengalami kesulitan karena musim angin ribut sehingga kapal-kapal yang berlayar membawa timah tenggelam. Penduduk mengalami kesulitan karena persediaan bahan pokok dan obat-obatan memp1s. Ditengah kesulitan yang melanda negeri itu Tobo Ali ingin bertemu dan berbicara dengan Tuan Kapitan pemimpin negeri itu. Namun orang­ orang mentertawakannya. Tidak halnya dengan teman majikan. Akhirnya Tobo Ali bertemu dengan Tuan Kapitan mendiskusikan tentang angin topan di berbagai daerah sehingga kapal tidak dapat melaut untuk menjual timah dan membeli bahan pokok dan obat-obatan. Tobo Ali menjelaskan pada hari-hari apa datang angin topan, serta pada hari dan bulan apa bencana itu berpindah ke laut lain. Melalui legenda ini, digambarkan adanya tiga dinamika interaksi alam dan manusia yaitu dinamika manusia mendayagunakan alam, dinamika manusia berinteraksi dengan manusia, dan dinamika manusia bersatu dengan alam.Gambaran manusia mendayagunakan laut/ alam dimana manusia memiliki tipe yaitu (1)kegigihan para bajak Laut mengoLah aLam PuLau Bangka membuka tabir misteri akan kekayaan daerah ini yang mengandung sumber daya aLam berupa timah, (2) sikap keinginan mengubah nasib dari bajak Laut menjadi pemimpin pertambangan timah, dan (3) sikap penduduk asli yang hanya menggantungkan hidupnya pada para bajak Laut untuk menduLang timah.Dinamika manusia berinteraksi dengan manusia terefleksi daLam Legenda ini yaitu (1) sifat toLong­ menolong yang didasari oleh rasa kemanusiaan, (2) ungkapan masyarakat kelas bawah yang menyadiri posisinya, (3) penghinaan masyarakat kelas atas/majikan Toboali kepada Toboali, (4) balas budi Toboali terhadap orang yang menyelamatkannya, (5) sikap bersahaja Toboali, (6) pemimpin/ Tuan Kapitan yang mau mendengarkan aspirasi peLayan/Toboali, (7) pemimpin yang mengakui kehebatan dan keluhuran budi Toboali, dan (8) pemimpin yang menyadari akan kekeliruan anak buahnya. Dinamika manusia bersatu dengan alam menggambarkan prilaku manusia dapat bersahabat dengan laut, angin topan seperti (1) menggangap fenomena alam sebagai suatu ilmu pengetahuan, (2) fenomena alam merupakan suatu tantangan, (3) laut dapat bersahabat apabila dihormati dengan memberi sesajian dalam bentuk ramuan dan mantera, (4) kegigihan Toboali menyatu dengan alam, dan (4) lautan yang dianggap mengerikan dan kurang bersahabat dengan manusia ternyata mendatangkan manfaat bagi kehidupan manusia terutama pelaut apabila dipelajari.

Item Type: Conference or Workshop Item (Other)
Subjects: #3 Repository of Lecturer Academic Credit Systems (TPAK) > Conference or Workshop
P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania > PL5051-5497 Malayan (Indonesian) languages
P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania > PL6191-6341 Micronesian and Melanesian languages
Divisions: 06-Faculty of Education and Educational Science > 88203-English Linguistics Education (S1)
Depositing User: Zuraida Zuraida
Date Deposited: 10 May 2023 04:30
Last Modified: 10 May 2023 04:30
URI: http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/101437

Actions (login required)

View Item View Item