MODEL EFIKASI KOLEKTIF MASYARAKAT PALEMBANG PADA MASA PANDEMI COVID-19

Abstract

Kajian ini menganalisis dampak penerapan protokol kesehatan (prokes) pandemi Covid-19 yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak (3M), serta menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (2M) terhadap efikasi kolektif (collective efficacy) masyarakat Palembang. Metode yang digunakan adalah metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dengan jumlah sampel 452 responden. Kuesioner menggunakan skala Likert. Analisis data menggunakan SEM Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program 3M secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak yang signifikan terhadap kemanjuran kolektif dengan T-statistics >1.96 dan P-values<0.05. Sebaliknya, penerapan 2M berpengaruh signifikan terhadap efikasi kolektif melalui kohesi sosial. Kohesi sosial sebagai mediator dapat meningkatkan efikasi kolektif sebesar 34,11%. Peran kohesi sosial sangat menentukan dinamika efikasi kolektif, karena kohesi sosial memediasi penerapan protokol kesehatan pada efikasi kolektif. Kohesi sosial menjadi variabel yang menentukan dinamika kemanjuran kolektif masyarakat Palembang dalam penerapan protokol kesehatan pandemi Covid-19. Model ini menggambarkan kemampuan kolektif masyarakat Palembang untuk mempertahankan kesatuan sosial dan ikatan sosial, baik berdasarkan keluarga, kekerabatan, dan tetangga. Penerapan protokol kesehatan yang semakin ketat hanya akan memperlemah kekuatan kolektif terlebih lagi jika warga tidak mampu menjaga ikatan kohesi sosial.