Ariska, Melly and Akhsan, Hamdi and Muslim, Muhammad and Sudirman, Sudirman and Kistiono, Kistiono (2022) Pengaruh El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) Terhadap Curah Hujan dan Korelasinya dengan Consecutive Dry Days (CDD) Provinsi Sumatera Selatan dari Tahun 1981-2020. Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajaran Raden Fatah Palembang, 6 (2). pp. 31-41. ISSN 26147467
Text
Pengaruh El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) Terhadap Curah Hujan dan Korelasinya dengan Consecutive Dry Days (CDD) Provinsi Sumatera Selatan dari Tahun 1981-2020.pdf - Published Version Download (305kB) |
Abstract
El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD)`merupakan fenomena kenaikan dan penurunan temperatur muka laut menjadi tidak wajar. Anomali temperatur muka air laut menjadi besar, maka hal ini dapat mengganggu populasi ikan dan burung lokal. Fenomena ENSO dan IOD juga berpengaruh terhadap curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis pengaruh fenomena ENSO dan IOD terhadap curah hujan di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 1981 sampai dengan tahun 2020 dan korelasi antara Consecutive Dry Days (CDD) dan Curah Hujan selama 40 tahun terakhir. Data ENSO dan Data IOD dianalisis terhadap data curah hujan dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier sederhana serta dikaitkan dengan CDD di Provinsi Sumatera Selatan dengan Metode korelasi. Selain itu juga dilakukan analisis korelasi antara indeks Niño3.4 dan Dipole Mode Index (DMI) dengan curah hujan pada dua stasiun yaitu Stasiun Klimatologi Palembang dan Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fenomena ENSO dan IOD terhadap curah hujan di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh ENSO dan IOD terhadap curah hujan di setiap stasiun secara umum tidak signifikan. Keadaan curah hujan di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan selama 40 tahun terakhir hampir tidak dipengaruhi oleh El Niño dan La Niña. Hal tersebut diduga karena letak Wilayah Sumatera Selatan yang berada di daerah Munsonal. Daerah Monsunal dicirikan oleh tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan) dimana pada bulan Juni, Juli dan Agustus terjadi musim kering, sedangkan untuk bulan Desember, Januari dan Februari merupakan bulan basah. Enam bulan sisanya merupakan periode peralihan atau pancaroba (tiga bulan peralihan musim kemarau ke musim hujan dan tiga bulan peralihan musim hujan ke musim kemarau).
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | #3 Repository of Lecturer Academic Credit Systems (TPAK) > Articles Access for TPAK (Not Open Sources) |
Divisions: | 06-Faculty of Education and Educational Science > 84203-Physics Education (S1) |
Depositing User: | Hamdi Akhsan |
Date Deposited: | 02 Jul 2024 03:30 |
Last Modified: | 02 Jul 2024 03:30 |
URI: | http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/148869 |
Actions (login required)
View Item |