Oktalisa, Wenny and Maulida, Rika Analisis Molekuler Potensi Limbah Cangkang Udang (Kitosan) sebagai Terapi Hepatocellular Carcinoma. In: Lomba Karya Tulis Ilmiah Gagasan Tertulis (LKTI-GT) Medsmotion FK UNS 2011, November 2011, FK UNS Surakarta. (Unpublished)
Preview |
Text
COVER.pdf Download (184kB) | Preview |
Preview |
Text
ISI.pdf Download (646kB) | Preview |
Abstract
Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah malignansi primer hepar yang paling sering terjadi pada orang dewasa. Di Asia, angka kejadiannya mencapai 30 kasus per 100.000 orang per tahun. Di Indonesia HCC sendiri termasuk dalam 10 besar jenis kanker paling mematikan. Dalam menangani pasien HCC, para klinisi dihadapi dengan dua tantangan utama, yaitu penyakit hati yang melatarbelakangi kanker dan keganasan kanker itu sendiri. Luasnya tumor dan fungsi hati membatasi pilihan terapetik yang tersedia. Trend penanganan HCC dewasa ini bertujuan mendeteksi secara dini dan menangani pasien HCC stadium awal dengan lebih efektif karena beberapa bentuk terapi kuratif dan paliatif telah dilakukan, namun strategi terapi HCC yang optimal masih kontroversial. Limbah cangkang udang yang dihasilkan dari proses pembekuan udang, pengalengan udang dan pengolahan kerupuk udang sangat besar sehingga jumlah bagian yang terbuang dan menjadi limbah dari usaha pengolahan udang tersebut sangat tinggi. Limbah cangkang udang mengandung konstituen utama yang terdiri atas protein, kalsium karbonat, kitin, pigmen dan abu. Cangkang udang yang mengandung kitin dan kitosan merupakan limbah yang mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang banyak, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dalam ilmu kedokteran, pada tingkat seluler, kitosan berperan mengaktifkan aktivitas antitumor dan memblok pertumbuhan sel HCC manusia tanpa mengganggu pertumbuhan sel normal. Penjelasan lebih lanjut, kitosan yang telah larut dalam larutan asam diinjeksikan ke dalam jaringan tumor, secara efektif mengikat holmium di dalamnya. Selama terikat dengan kitosan, holmium dapat menghancurkan tumor dan lesi perikapsular tanpa merusak jaringan normal.10 Selain itu, Chitosan Nano Particles (CNP) menunjukkan aktivitas antitumor yang tinggi dengan nilai IC50 15,01 ?g/ml, 6,19 ?g/ml, dan 0,94 ?g/ml masing-masing pada 24 jam, 48 jam, dan 72 jam setelah terapi. Mekanisme antitumor dimediasi oleh netralisasi perubahan permukaan sel, penurunan potensial membran mitokondria, dan induksi lipid peroksidasi. Oleh karena mekanisme penghancuran tumor dilakukan kitosan secara apoptosis, maka penggunaan kitosan sebagai salah satu terapi pada HCC cukup potensial
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kitosan, Hepatocellular Carcinoma (HCC) |
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC0254 Neoplasms. Tumors. Oncology (including Cancer) R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology > RM1-950 Therapeutics. Pharmacology |
Divisions: | 04-Faculty of Medicine > 11201-Medicine (S1) |
Depositing User: | Users 3403 not found. |
Date Deposited: | 28 Nov 2019 04:49 |
Last Modified: | 03 Jul 2024 01:48 |
URI: | http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/18935 |
Actions (login required)
View Item |