PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI GULA KELAPA DESA SRI MENANTI

Yudono, Bambang (2019) PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI GULA KELAPA DESA SRI MENANTI. Jurnal Pengabdian Sriwijaya, 7 (3). pp. 826-835. ISSN 2614-0144 (Unpublished)

[thumbnail of Jurnal Sriwijaya PkM Kemitraan.pdf]
Preview
Text
Jurnal Sriwijaya PkM Kemitraan.pdf

Download (476kB) | Preview

Abstract

Pengembangan industri gula kelapa dilakukan dengan melakukan dengan cara derivikasi produk menjadi menjadi gula kelapa herbal (Jamu instan Beras Kencur, Kunyit Asam, Beras Kencur). Produk ini dapat meningkatkan nilai tambah yang cukup signifikan yaitu dari harga gula kelapa Rp 20.000,- per Kg menjadi Rp 100.000,- per Kg. Pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam kegiatan ini adalah PRA (Participatory Rural Appraisal). Partisipasi sepadan dengan arti peran serta, ikut serta, keterlibatan, atau proses belajar bersama saling memahami, menganalisis, merencanakan dan melakukan tindakan oleh sejumlah anggota masyarakat itu sendiri. Pengembangan masyarakat dan pembangunan desa akan dimulai dengan cara yang sederhana, yaitu suatu proses yang berangkat dari kemampuan, kemauan dan kebutuhan masyarakat dalam memenuhi penghidupan dan menyelenggarakan kehidupannya. Diharapkan kegiatan ini dapat dirasakan tumbuh dan dimiliki oleh masyarakat, sehingga kegiatan ini dapat berkembang secara berkelanjutan, dan kerjasama antara LPPM Universitas Sriwijaya dengan masyarakat Desa Mulyasari dan Desa Sri Menanti akan semakin berkembang dengan baik. Hasil dari kegiatan ini bagi masyarakat adalah munculnya industri kecil Gula Kelapa Herbal (Beras Kencur, Jahe, dan Kunyit Asem), kegiatan ini memberikan pengetahuan, ketrampilan alternatif usaha baru bagi masyarakat desa Sri Menanti, kecamatan Tanjung Lago kabupaten Musi Banyuasin Sumatra Selatan, dan memberikan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Kegiatan ini juga akan memberikan nilai tambah pada koperasi himpunan wanita Transmigrasi (HW trans) di desa Sri Menanti. Produk jamu herbal (Jamu Beras Kencur, Kunyit Asam, Beras Kencur) dapat dijual di masyarakat dengan harga Rp 100.000,- per Kg, meningkat harganya cukup signifikan dibandingkan dengan gula merah (gula kelapa) Rp 20.000,- per Kg. Hasil uji organoleptik skala 5 untuk jamu herbal terhadap rasa, warna, dan aroma masing-masing menunjukkan 3.7, 3.86, dan 3.7. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa produk tersebut tergolong disukai oleh masyarakat

Item Type: Article
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD1-999 Chemistry
Divisions: 08-Faculty of Mathematics and Natural Science > 47201-Chemistry (S1)
Depositing User: Dr. M.Sc. Bambang Yudono
Date Deposited: 31 May 2022 07:48
Last Modified: 31 May 2022 07:48
URI: http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/70484

Actions (login required)

View Item View Item