KAJIAN MOLEKULER DAN FISIOLOGIS PEMATANGAN GONAD DAN PEMIJAHAN IKAN SEPATUNG (Pristolepis grootii, Bleeker 1852)

MUSLIM, MUSLIM (2022) KAJIAN MOLEKULER DAN FISIOLOGIS PEMATANGAN GONAD DAN PEMIJAHAN IKAN SEPATUNG (Pristolepis grootii, Bleeker 1852). Doctoral thesis, Institut Pertanian Bogor.

This is the latest version of this item.

[thumbnail of Disertasi a.n Muslim-signed.pdf] Text
Disertasi a.n Muslim-signed.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Ikan sepatung (Pristolepis grootii) salah satu jenis ikan endemik Indonesia yang potensial dibudidayakan. Ikan ini disukai masyarakat dan bernilai ekonomi. Ikan ini mampu bertahan hidup di perairan dengan keasaman dan oksigen terlarut rendah, mudah beradaptasi dalam lingkungan budidaya serta dapat menerima pakan buatan. Ikan ini dimanfaatkan sebagai lauk pauk, dan juga ikan hias. Produksi ikan sepatung masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam liar. Peningkatan aktivitas penangkapan dan kerusakan habitat menyebabkan penurunan populasi ikan sepatung di alam. Indikasinya adalah sulitnya nelayan mendapatkan ikan sepatung dalam jumlah banyak. Jika penurunan populasi ikan sepatung berlangsung terus-menerus, maka dapat menyebabkan punahnya spesies ini. Oleh karena itu, sebelum ikan ini punah, perlu dilakukan usaha pembudidayaannya. Sebagai langkah awal dalam usaha budidaya ikan liar seperti spesies ini, perlu dilakukan domestikasi/penjinakan di dalam wadah budidaya. Ikan yang baru didomestikasi di lingkungan budidaya biasanya mengalami gangguan fisiologi reproduksi. Hal ini disebabkan perbedaan kondisi lingkungan budidaya dengan alam liar habitatnya. Tujuan umum penelitian ini adalah mendomestikasi ikan sepatung, sedangkan tujuan khusus adalah (1) menganalisis karakter gen penyandi hormon gonadotropin ikan sepatung, (2) mengaji pematangan gonad ikan sepatung yang diinjeksi hormon luteinizing hormone-releasing hormone analogue (LH-RHa), dan (3) mengaji pemijahan ikan sepatung yang diinduksi dengan salmon gonadotropin releasing hormone analogue dan domperidone (sGnRHa+D). Penelitian ini terdiri atas tiga topik. Penelitian pertama dilakukan untuk mengkarakterisasi gen gonadotropin ikan sepatung. Kelenjar hipofisa ikan sepatung diambil, lalu dilakukan ekstraksi total RNA menggunakan GENEzolTM Reagent, cDNA disintesis dan diamplifikasi dengan metode RT-PCR selanjutnya dikloning, dan disekuensing. Penelitian kedua dilakukan untuk memacu pematangan gonad dan menginduksi ekspresi gen gonadotropin. Ikan betina diinjeksi secara intramuskular dengan LH-RHa dosis berbeda (0, 1, 10, dan 50 µg/kg bobot ikan), Penelitian ketiga, ikan betina dan jantan diinjeksi sGnRHa+D dosis 0,5 ml/kg bobot ikan. Telur dan sperma dikeluarkan dengan metode stripping. Fertilisasi dilakukan secara eksternal. Setelah fertilisasi, telur diinkubasi dalam akuarium sampai menetas, dan larva dipelihara sampai umur 3 hari setelah menetas. Hasil penelitian pertama berupa informasi karakteristik gen gonadotropin; follicle-stimulating hormone subunit-β (FSH-β) dan luteinizing hormone subunit-β (LH-β) ikan sepatung. Panjang sekuens parsial gen FSH-β ikan sepatung yang berhasil diisolasi adalah 279 bp, menyandikan 93 residu asam amino termasuk 2 residu prolin dan 8 sistein, serta 2 situs N-glikosilasi. Situs N-glikosilasi teridentifikasi pada urutan asam amino ke 25-27 (NIS: asparagin, isoleusin, serin), dan situs kedua pada urutan asam amino ke 77-79 (YTT: tirosin, treonin, treonin). Panjang sekuens parsial gen LH-β ikan sepatung yang berhasil diisolasi adalah 300 bp, menyandikan 100 residu asam amino termasuk 7 residu sistein, dan 1 situs N-glikosilasi. Situs N-glikosilasi pada LH-β teridentifikasi pada urutan asam amino ke 44-46 (NCT: asparagine, sistein, treonin). FSH-β ikan sepatung menunjukkan kemiripan tertinggi (91%) dengan ikan betok (Anabas testudineus), sedangkan LH-β dengan ikan cupang (Betta splendens) (90%). N-glikosilasi bersifat konservatif bagi FSH-β dan LH-β. Analisis filogenetik FSH-β ikan sepatung menunjukkan kesamaan tertinggi dengan ikan betok (A. testudineus) (nilai bootstrap 81%), sedangkan LH-β dengan ikan cupang (B. splendens) (nilai bootstrap 91%). Pada penelitian kedua, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa injeksi LH-RHa mampu memacu perkembangan dan pematangan gonad, serta menginduksi ekspresi gen FSH-β dan LH-β ikan sepatung, dengan dosis LH-RHa terbaik yakni 50 µg/kg bobot ikan. Peningkatan dosis LH-RHa dari 0, 1, 10, dan 50 µg/kg bobot ikan serta waktu pengamatan hari ke-0, 7, 14, dan 21 setelah injeksi kedua, ekspresi gen FSH-β dan LH-β cenderung mengalami peningkatan. Ekspresi gen LH-β lebih tinggi dari gen FSH-β pada setiap perlakuan dan waktu pengamatan. Gen FSH-β dan LH-β pada ikan sepatung tereskpresi secara bersamaan. Pada akhir pengamatan berdasarkan hasil histologi, ikan yang diinjeksi LH-RHa dosis 10 µg/kg bobot ikan, memasuki fase vitellogenesis akhir dan dosis 50 µg/kg bobot ikan, memasuki fase pematangan. Dengan demikian hasil histologi gonad sejalan dengan pola ekspresi gen FSH-β dan LH-β di kelenjar hipofisa. Pada penelitian ketiga, ikan sepatung yang diinjeksi dengan sGnRHa+D berhasil ovulasi dan spermiasi. Rata-rata jumlah telur ikan sepatung yang diovulasikan adalah 3.272±428 butir per induk, dengan diameter telur 748,58±79,36 µm. Tingkat pembuahan telur sebesar 85,74±4,27%, tingkat penetasan 49,18±5,70 %, rata-rata kelangsungan hidup larva sampai umur tiga hari (D0-D3) 42,24±14,70% dan rata-rata panjang larva umur tiga hari 7,7±0,8 mm. Kesimpulan umum penelitian ini adalah ikan mampu bertahan hidup, dapat tumbuh dan berkembangbiak dalam lingkungan budidaya. Kesimpulan khusus penelitian ini adalah (1) Karakterisasi gen gonadotropin telah berhasil dilakukan. Gen gonadotropin (FSH-β dan LH-β) ikan sepatung masing-masing mirip dengan ikan betok (A. testudineus) dan ikan cupang (B. splendens). Gen gonadotropin ikan sepatung telah dipublikasikan di bank gen (NCBI), merupakan pendaftar pertama. (2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa LH-RHa menginduksi ekspresi gen gonadotropin dan memacu perkembangan dan kematangan gonad. (3) Hormon sGnRHa+D mampu menginduksi ovulasi dan spermiasi serta pembuahan buatan berhasil dilakukan pada ikan sepatung.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: Domestikasi, gonadotropin, endemik, induksi secara hormonal, ikan sepatung, pembenihan ikan.
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling > SH20.3-191 Aquaculture
Divisions: 05-Faculty of Agriculture > 54001-Agricultural Science (S3)
Depositing User: Muslim Muslim
Date Deposited: 30 Sep 2022 03:19
Last Modified: 30 Sep 2022 03:23
URI: http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/79568

Available Versions of this Item

Actions (login required)

View Item View Item