NOVIDA, NOVIDA and Munaf, Sjamsuir and Theodorus, Theodorus (2006) POLA PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA TERAPI ASMA DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD BOESIN PALEMBANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005. Undergraduate thesis, Sriwijaya University.
Text
RAMA_11201_04013100054.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (34MB) | Request a copy |
|
Preview |
Text
RAMA_11201_04013100054_01_Front_ref.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (9MB) | Preview |
Text
RAMA_11201_04013100054_02.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (11MB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_11201_04013100054_03.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_11201_04013100054_04.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (9MB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_11201_04013100054_05.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_11201_04013100054_06_ref.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (879kB) | Request a copy |
Abstract
Asma adalah penyakit saluran napas dengan karakteristik inflamasi saluran napas, peningkatan respons saluran napas terhadap berbagai rangsangan dan obstruksi saluran napas yang reversibel baik spontan maupun dengan pengobatan dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang di berbagai negara di dunia. Terapi lini pertama untuk asma yang merupakan suatu penyakit inflamasi kronik adalah kortikosteroid. Penggunaan kortikosteroid selain dapat mencegah terjadinya serangan asma juga dapat mengontrol status asmatikus penderita asma. Namun bila tidak digunakan dengan tepat dan rasional, pemakaian kortikosteroid dapat membahayakan pasien itu sendiri mengingat efek samping sistemik kortikosteroid. Oleh karena itu. dibutuhkan pemberian terapi yang rasional untuk meminimalkan efek samping sistemik kortikosteroid yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat golongan kortikosteroid pada terapi asma serta interaksi obat yang terjadi dari kombinasi dengan obat golongan kortikosteroid. Penelitian ini bersifat survei dengan menggunakan data dari rekam medik 31 pasien asma yang dirawat inap di bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari sampai 31 Desember 2005. Hasil penelitian menunjukkan penderita asma sebanyak 48,38% adalah laki-laki dan 51,61% adalah perempuan, dengan pasien terbanyak berusia antara 41-50 tahun, 61-70 tahun dan > 71 tahun sebesar 16,21%, diikuti pasien berusia antara 11-20 tahun dan 51-60 tahun sebesar 12,90%, pasien berusia antara 21-30 tahun dan 31-40 tahun sebesar 9,67% dan yang paling sedikit pada usia antara 1-10 tahun yaitu sebesar 6,45%. Jenis penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan adalah hipertensi (29,03%), dispepsia (12,90%), HRD (9,67%), ISPA (6,45%). Penyakit penyerta lainnya seperti morbili, ASHD, C AD, CHF, pneumonia, pneumothoraks, DM, obesitas, MI, hematochezia ditemukan dalam jumlah kecil yakni 3,22%. Obat asma yang paling sering digunakan adalah dari golongan kortikosteroid (34,64%), juga dari golongan agonis beta-2 selektif (33,85%), metil santin (28,34%) dan yang paling sedikit dari golongan adrenoreseptor agonis dan antagonis muskarinik sebesar 1,57%. Dari golongan kortikosteroid sendiri yang paling banyak digunakan adalah deksametason (43,47%) diikuti dengan metil prednisolon (30,43%), budesonide (21,73%). Betametason dan fluticasone adalah golongan kortikosteroid yang paling sedikit diberikan yakni hanya 2,17%. Kombinasi yang paling sering ditemukan adalah kombinasi antara kortikosteroid dengan agonis beta-2 selektif (24,15%) yang merupakan bronkodilator. Kombinasi antara kedua obat ini merupakan kombinasi sinergis karena masing-masing obat bekerja sebagai pengontrol/pencegah dan pelega/bronkodilator. Prinsip ini merupakan prinsip dalam penatalaksanaan terapi asma. Dari keseluruhan terapi terdapat 46,62% kombinasi obat yang bersifat sinergis dan 19,66% bersifat surrogate dan kedua kombinasi ini bersifat menguntungkan. Terdapat juga kombinasi yang bersifat merugikan yaitu yang bersifat antagonis (4,49%). Pemberian terapi secara polifarmasi hendaknya mempertimbangkan kemungkinan interaksi yang terjadi baik yang bersifat menguntungkan atau yang merugikan sehingga tujuan terapi yang optimal dapat tercapai.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | asma |
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC705-779 Diseases of the respiratory system |
Divisions: | 04-Faculty of Medicine > 11201-Medicine (S1) |
Depositing User: | Mrs Beta Ria Febrianti |
Date Deposited: | 25 Oct 2022 08:00 |
Last Modified: | 25 Oct 2022 08:00 |
URI: | http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/80983 |
Actions (login required)
View Item |