DEMOKRASI BERBISIK DAN TRANSISI DEMOKRASI: Konflik Politik Dalam Suksesi Elit Lokal Kasus Komunitas Santri Binanga Kabupaten Enrekang

Taqwa, Ridhah (2010) DEMOKRASI BERBISIK DAN TRANSISI DEMOKRASI: Konflik Politik Dalam Suksesi Elit Lokal Kasus Komunitas Santri Binanga Kabupaten Enrekang. In: Masyarakat SULAWESI SELATAN Apropriasi embrio Sulawesi Selatan di Yogyakarta. Diagnosa Institut Press, Yogyakarta, pp. 13-24. ISBN 978-979-1583-39-8

[thumbnail of Membahas politik lokal komunitas santri yang menjadi arena pertarungan (konflik) elit sipil dan pensiunan militer yang berakhir ditangan elit sipil terdidik melalui pemilihan langsung. Proses ini berlangsung atas kombinasi dukungan dari pejabat pemda da.]
Preview
Text (Membahas politik lokal komunitas santri yang menjadi arena pertarungan (konflik) elit sipil dan pensiunan militer yang berakhir ditangan elit sipil terdidik melalui pemilihan langsung. Proses ini berlangsung atas kombinasi dukungan dari pejabat pemda da.)
Masyarakat_Sulawesi_Selatan.pdf

Download (10MB) | Preview

Abstract

Reformasi politik nasional yang ditandai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, sebelumnya telah terjadi di daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota. Di Binanga dimana pola kepemimpinan kepala kampung menjadi miniatur dari pola kepemimpinan nasional yang otoriter-represif, setahun sebelumnya (1997) direformasi oleh rakyat setempat setelah puluhan tahun berkuasa tanpa pergolakan berarti. Politik lokal pada komunitas santri ini sepanjang sejarahnya menjadi ajang pertarungan (konflik) antara elit sipil dan pensiunan militer, sampai akhirnya berada ditangan elit sipil terdidik melalui pemilihan langsung. Proses ini bisa berlangsung atas kombinasi dukungan, dari pejabat pemerintah daerah dan komunitas sipil. Sebelumnya rekrutmen elit politik lokal bersifat elitis dan dikontrol ketat oleh pemerintah daerah (kecamatan dan Kabupaten). Setahun sebelum era reformasi, rekrutmen kepala kampung diubah melalui pemilihan umum langsung oleh warga. Mekanisme pemilihannya pun unik karena tidak dengan cara konvensional dimana pemilih menuliskan nama-nomor atau mencoblos tanda gambar-foto kandidat pada kertas suara, tetapi dengan cara pemilih membisikkan pilihan politiknya pada panitia dan saksi. Meskipun telah terjadi perubahan pola rekrutmen dari yang sifatnya elitis ke massa juga sekaligus menjadi penanda perubahan elit politik lama ke yang baru, namun prospek demokrasi ekonomi politik yang subtansial pada proses selanjutnya ternyata masih menyisakan banyak persoalan. Ruang publik bagi warga untuk mengekpresikan aspirasi politiknya masih terbatas. Hal ini menunjukkan masih kentalnya demokrasi prosedural, belum sampai pada demokrasi subtantif.

Item Type: Book Section
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology
Divisions: 07-Faculty of Social and Politic Science > 69201-Sociology (S1)
Depositing User: Taqwa Ridho
Date Deposited: 28 Nov 2019 04:49
Last Modified: 28 Nov 2019 04:49
URI: http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/18947

Actions (login required)

View Item View Item