THE ROLE OF FONDAPARINUX IN UNSTABLE ANGINA PECTORIS DAN NON STEMI PATIENTS

Indrajaya, Taufik (2016) THE ROLE OF FONDAPARINUX IN UNSTABLE ANGINA PECTORIS DAN NON STEMI PATIENTS. In: Temu Ilmiah Penyakit Dalam 2016, May 2016, Palembang.

[thumbnail of THE ROLE OF FONDAPARINUX IN UNSTABLE ANGINA PECTORIS DAN NON STEMI PATIENTS.pdf]
Preview
Text
THE ROLE OF FONDAPARINUX IN UNSTABLE ANGINA PECTORIS DAN NON STEMI PATIENTS.pdf

Download (357kB) | Preview
Official URL: http://papdi.or.id

Abstract

Sindroma koroner akut membutuhkan penangan yang cepat untuk menyelamatkan dan mengurangi jumlah otot jantung yang rusak. SKA meliputi angina pektoris tak stabil (UAP), infark miokard dengan non-persitence elevasi segmen ST (NSTEMI) dan infark miokard dengan persitence elevasi segmen ST (STEMI). Penulisan ini hanya membahas UAP dan NSTEMI. Selain terapi awal,pada kejadian UAP dan NSTEMI diperlukan juga terapi revaskularisasi. Paradigma baru penanganan kejadian ini sangat diperlukan pertimbangan matangtentang keseimbangan antara efikasi dan keamanan penggunaan obat. Seseorang klinikus harus mempertimbangkan keseimbangan antara komplikasi (iskemik dan perdarahan) dan biaya. Komplikasi iskemik bisa berupa infark miokard dan bahkan kematian. Sedangkan komplikasi perdarahan bisa berupa perdarahan mayor dan minor. Makin agresif penggunaan antitrombotik yang digunakan untuk mengurangi komplikasi iskemik, akan makin meningkatkan komplikasi perdarahan. Penelitian Grace melaporkan kejadian kematian di rumah sakit akibat perdarahan mayor yang cukup tinggi pada UAP dan NSTEMI (16,1 dan 15,1%). Makin jelek fungsi ginjal akan makin meningkatkan jumlah tersebut, kematian lebih banyak pada pasien yang memakai UFH dibanding LMWH. Risiko perdarahan makin meningkat dengan dipakainya kombinasi antikoagulan dan anti platelet. Untuk mengurangi komplikasi perdarahan, harus dipertimbangkan beberapa aspek antara lain usia, jenis kelamin, insufisiensi ginjal, anemia, serta ekspektasi pemakaian jangka panjang. Beberapa usaha agar risiko perdarahan tetap rendah antara lain: menilai risiko perdarahan dengan Crusade scor, periksa kondisi basal, hindari kombinasi obat, dosis ASA sekecil mungkin dan pilih antikoagulan dengan risiko perdarahan rendah (dhi Fondaparinux). Fondaparinux merupakan suatu inhibitor selektif activated faktor X (Factor Xa) yang mampu menginhibit koagulasi faktor Xa dengan cara berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan antitrombin, dengan afinitas yang tinggi. Oleh karena half-life nya yang 17 jam maka Fondaparinux dapat dipakai sekali sehari, namun dikontraindikasikan bila CrCl <20 ml/menit (pada eGFR ≤20 ml/menit/1,73 m2). Penelitian OASIS 5 yang membandingkan fondaparinux dengan enoxaparin memperlihatkan efikasi Fondaparinux yang baik dengan risiko perdarahan yang lebih kecil dibandingenoxaparin. Fondaparinux 2,5 mg sc sekali sehari telah direkomendasikan oleh European Society of Cardiology (ESC) untuk UAP dan NSTEMI oleh karena efikasi-kemananannya (rekomendasi Class 1B).

Item Type: Conference or Workshop Item (Lecture)
Subjects: R Medicine > RC Internal medicine > RC581-951 Specialties of internal medicine
R Medicine > RC Internal medicine > RC666-701 Diseases of the circulatory (Cardiovascular) system
Divisions: 04-Faculty of Medicine > 11702-Internal Medicine (Sp
Depositing User: Dr.dr. Taufik Indrajaya
Date Deposited: 31 Mar 2021 04:46
Last Modified: 31 Mar 2021 04:46
URI: http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/44519

Actions (login required)

View Item View Item