DAMPAK SOSIAL PROGRAM PEMBAGIAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI KAMPUNG AMAR DISTRIK AMAR KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA

Ramandey, Lazarus DAMPAK SOSIAL PROGRAM PEMBAGIAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI KAMPUNG AMAR DISTRIK AMAR KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA. DAMPAK SOSIAL PROGRAM PEMBAGIAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI KAMPUNG AMAR DISTRIK AMAR KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA.

[thumbnail of DAMPAK SOSIAL PROGRAM PEMBAGIAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI KAMPUNG AMAR DISTRIK AMAR KABUPATEN MIMIKA.] Text (DAMPAK SOSIAL PROGRAM PEMBAGIAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI KAMPUNG AMAR DISTRIK AMAR KABUPATEN MIMIKA.)
DAMPAK_SOSIAL_PROGRAM_PEMBAGIAN_BERAS_MISKIN_(RASKIN)_DI_KAMPUNG_AMAR_DISTRIK_AMAR_KABUPATEN_MIMIKA.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.

Download (414kB)

Abstract

Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus menerus menjadi masalah yang berkepanjangan Sedangkan Robert Chambers seorang ahli pembangunan pedesaan pertama kali menggunakan konsep kemiskinan terpadu (integrated poperty) menilai bahwa kemiskinan yang dialami oleh rakyat negara sedang berkembang, khususnya rakyat pedesaan, disebabkan oleh beberapa faktor yang disebut sebagai ketidakseimbangan atau dis advantages yang saling terkait satu sama lain (Chambers, 1983 : 111). Chambers mengakui sendiri bahwa sketsa keluarga miskin yang ia buat berdasar kelima ketidakberuntungan tersebut bukan suatu sketsa yang sempurna dalam arti bahwa tidak semua keluarga miskin mesti harus hidup dalam kelima ketidakberuntungan. Tidak semua orang miskin memiliki fisik yang lemah, demikian pula orang miskin atau keluarga miskin tidak selalu mengalami ketidakberdayaan. Di Indonesia pada tahun 1960-an kita melihat keberanian para petani gurem dan tuna wisma memperjuangkan landreform. Walaupun demikian pendekatan yang digunakan oleh Chambers untuk membuat suatu sketsa tentang keluarga miskin pada dasarnya tidak menyimpang dari kenyataan empirik. Program raskin ini sendiri dilaksanakan secara baik sejak dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2008, di Kabupaten Mimika yang masih bertitik pada tiap-tiap distrik yang ada di Kabupaten Mimika, dan baru pada tahun 2010 program raskin diserahkan langsung pada tiap-tiap kampung untuk penyaluran langsung pada masyarakat penerima raskin. Program raskin ini mencakup semua kampung yang ada di Kabupaten Mimika tanpa terkecuali, dengan pembagian rata sesuai dengan ketentuan tiap kepala keluarga yaitu 15Kg/KK. Kampung Amar merupakan salah satu kampung yang menerima raskin di Distrik Amar Kabupaten Mimika, Secara topografi keadaan Kampung Amar bisa di katakan berbeda dari kampung-kerlurahan lainnya di Kabupaten Mimika, karena sebagian wilayahnya terdiri dari daerah dataran dan daerah perbukitan.Program raskin ini memberikan beras yang sangat murah kepada masyarakat penerima raskin,dengan kata lain beban masyarakat miskin (penerima raskin) bisa sedikit diringankan, namun hal ini bisa menjadi masalah sosial dimana bisa berdampak kepada penerima raskin itu sendiri, disatu sisi dengan adanya program raskin masyarak miskin bisa sedikit menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli keperluan lain, namun disisi lainnya dengan adanya pembagian raskin ini bisa mempengaruhi tingkat kerajinan masyarakat miskin dalam bekerja dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya contohnya beras.

Item Type: Article
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: 07-Faculty of Social and Politic Science > 63201-State Administration (S1)
Depositing User: Lazarus Ramandey
Date Deposited: 14 Jan 2020 08:42
Last Modified: 14 Jan 2020 08:42
URI: http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/24030

Actions (login required)

View Item View Item