KADAFI, M. THESAR and Arief, A. Taufik and Iskandar, Hartini (2018) ANALISIS TEKNIS SISTEM PENANGANAN DAN PEMANFAATAN AIR ASAM TAMBANG DI WIUP TAMBANG AIR LAYA (TAL) PT. BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk. TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN. Undergraduate thesis, Sriwijaya University.
Preview |
Text
RAMA_31201_03121402070_0009096303_01_front_ref.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (429kB) | Preview |
Text
RAMA_31201_03121402070_0009096303_02.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (598kB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_31201_03121402070_0009096303_03.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (246kB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_31201_03121402070_0009096303_04.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (542kB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_31201_03121402070_0009096303_05.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (157kB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_31201_03121402070_0009096303_06.ref.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (62kB) | Request a copy |
|
Text
RAMA_31201_03121402070_0009096303_07_lamp.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (893kB) | Request a copy |
Abstract
Salah satu dampak yang timbul dari aktivitas proses penambangan batubara adalah air asam tambang (AAT). Air asam tambang terjadi karena tersedianya mineral sulfida (pyrite), pengoksidasi (oksigen dalam udara), dan air sebagai pencuci hasil oksidasi. Proses tejadinya air asam tambang adalah bila teroksidasinya mineral - mineral sulfida yang terdapat pada batuan hasil galian dengan air (H2O) dan oksigen (O2). Oksidasi logam sulfida inilah yang nantinya akan dapat membentuk asam. Air asam tambang (AAT) pada inlet KPL Suban pH berkisar antara 4-5, tingkat TSS berkisar antara 16-18 mg/l, tingkat Besi (Fe) berkisar antara 0,9-1,5 mg/l dan tingkat Mangan (Mn) berkisar antara 0,7-1 mg/l. Kondisi awal pH tersebut memenuhi syarat Peraturan Gubernur No. 8 Tahun 2012 karena nilainya <6-9 sedangkan TSS, Besi (Fe) dan Mangan (Mn) telah memenuhi syarat karena nilai TSS < 300 mg/l, Besi (Fe) < 7 mg/l dan Mangan (Mn) < 4 mg/l. Pada kondisi awal pH yang tidak memenuhi standar perlu dilakukan penanganan air asam tambang (AAT) agar kondisi pH dapat memenuhi syarat. Metode yang digunakan untuk mengatasi air asam tambang (AAT) yaitu metode secara aktif dengan menggunakan kapur tohor (CaO), kondisi awal pH pada pengujian pertama yaitu 5.13 dan dosis kapur tohor (CaO) sebanyak 0,05-0,10 gram. Setelah dilakukan pengujian kapur tohor (CaO) nilai pH mengalami perubahan menjadi antara 6,15 - 8,80. Hasil ini menunjukkan kualitas pH tersebut telah memenuhi standar dan telah memenuhi syarat baku mutu lingkungan. Pada pengujian kedua, kondisi awal pH dan dosis kapur tohor (CaO) berbeda yaitu kondisi pH 5,00 dan kapur tohor (CaO) sebanyak 0,04-0,10. Hasil uji kedua menunjukkan bahwal nilai pH berkisar antara 5,56 - 8,92. Hasil uji kedua pH yang bernilai 5,56 belum memenuhi syarat baku mutu lingkungan yaitu <6 dikarenakan pengujian dilakukan dengan jumlah dosis kapur tohor (CaO) yang sedikit yaitu 0,04 dan waktu pengujian dilakukan hanya 5 menit sehingga hasil yang diperoleh belum efektif. Maka dari itu perlu dilakukan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 10-60 menit agar dapat diperoleh hasil uji perubahan pH yang signifikan dan efektif. Selain itu, dilakukan juga uji TSS, Fe dan Mn dengan campuran kapur tohor (CaO) di inlet dan outlet pada KPL Suban di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Hasil uji pertama dan kedua TSS dan Fe diperoleh hasil yang efektif dimana setelah dilakukan pecampuran kapur tohor (CaO) hasilnya sesuai dengan standar yaitu TSS berkisar antara ≤ 300 mg/l dan Fe berkisar antara ≤ 7 mg/l. Sedangkan pada uji penelitian pertama dan kedua Mn setelah dilakukan pencampuran kapur tohor (CaO) hasilnya tidak sesuai dengan standar. Hal ini dikarenakan kapasitas kapur tohor tidak bisa menurunkan Mn dengan signifikan, penurunan Mn dapat dilakukan dengan metode pasif dengan menggunakan tanaman seperti enceng gondok. Enceng gondok berfungsi menurunkan kadar Mn sehingga dapat memenuhi syarat baku mutu lingkungan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Air Asam Tambang, Kapur Tohor,pH, TSS, Mn, Fe |
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy > TN400-580 Ore deposits and mining of particular metals |
Divisions: | 03-Faculty of Engineering > 31201-Mining Engineering (S1) |
Depositing User: | Users 12 not found. |
Date Deposited: | 24 Sep 2019 07:29 |
Last Modified: | 24 Sep 2019 07:29 |
URI: | http://repository.unsri.ac.id/id/eprint/8715 |
Actions (login required)
View Item |